Kasih Sayang ALLAH di Dunia dan Akhirat
Kasih Sayang
ALLAH di Dunia dan Akhirat
Kasih sayang
Allah di duina dan di akhirat dapat kita
lihat didalam QS. Ar-Rahman ayat: 1-4
Tafsir Surrah Ar-Rahman (1-4)
Surrah Ar-Rahman dan terjemahannya.
الرَّحْمَنُ
(١) عَلَّمَ
الْقُرْآنَ (٢) خَلَقَ الإنْسَانَ
(٣) عَلَّمَهُ
الْبَيَانَ (٤)
1. (tuhan) yang
Maha pemurah,
2. yang telah
mengajarkan Al Quran.
3. Dia menciptakan
manusia.
4. mengajarnya
pandai berbicara.
Mufrodat Surah Ar-Rahman 1 sampai 4.
الرَّحْمَنُ : Salah satu nama Allah.
الْقُرْآنَ : Al quran (kitab suci umat islam).
الْإِنْسَانَ :
Umat manusia.
الْبَيَانَ : Kemampuan manusia untuk mengutarakan
isi hatinya dan memahamkannya kepada orang lain.
Penafsiran Ayat
Ayat 1 dan 2 :
Pada ayat ini Allah yang maha pemurah menyatakan bahwa Dia telah mengajar
Muhammad Al-Quran dan Muhammad telah mengajarkan umatnya. Ayat ini turun
sebagai bantahan bagi penduduk Makkah yang mengatakan :
إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ
“Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang
manusia kepadanya (Muhammad)”.An-nahl- 103
Oleh karena ayat ini mengungkapan
beberapa nikmat Allah atas hambaNya, maka surat ini dimulai dengan menyebut
nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak manfaatnya bagihamba-Nya,
yaitu nikmat mengajar Al-Quran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran Al-Quran
akan berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang teguh pada
petunjuk-petunjuk-Nya niscaya akan tercapailah tujuan di kedua tempat tersebut.
Al-Quran adalah induk kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada sebaik-baik
makhluk Allah yang berada di bumi ini.
Ayat 3 dan 4 : Dalam ayat ini Allah
menyebutkan nikmat kejadian
manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah
Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Quran pada ayat yang lalu, maka pada ayat
ini Allah menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan diajarkan-Nya pandai
membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh
otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Quran
kepada umatnya.
Manusia adalah makhluk yang
berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjamaah, maka haruslah ada alat
komunikasi yang dapat menghubungkan antara dia dengan saudaranya yang menulis
kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua serta dapat
memelihara ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-orang kemudian dan
menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-orang terdahulu.
Ini adalah suatu anugerah rohaniah
yang sangat tinggi nilainya dan tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu
nikmat ini didahulukan sebutannya dari nikmat-nikmat yang lain. Pertama-tama
dimulai dengan sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Al-Quran yang menjamin
kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode
belajar, dan seteusrnya berpindah kepada membacakan benda-benda angkasa yang
diambi manfaat darinya.
Manusia dalam perspektif Islam
1. al-insan:
manusia sebagai makhluk spritual seperti dalam QS. Adz-Dzariat ayat: 56
وَالاِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku"
2. an-nas: manusia
sebagai makhluk sosial, yang artinya manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan
saling bergantungan pada manusia yang lain.
3. Al-basar:
manusia sebagai makhluk biologis, yang artinya manusia harus memenuhi hasratnya
untuk menghasilkan keturunan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Bulan Ramadan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang
siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.
Al Baqarah: 185)
1. Al-Qur’an
sebagai petunjuk=>> huda
2. Al-Qur’an
sebagai bukti=>> bayyinat
3. Al-Qur’an
sebagai pembeda=>> furqon
Kesimpilannya:
Manusia =>
bumi => al-quran
Manusia hidup
di dimuka bumi ini mesti kudu, kudu mesti ngejalanin Al-Qur’an. Maka wujud
kasih sayang Allah di muka bumi ini di akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar