BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti
yang kita ketahui akhir-akhir ini setiap pelajar banyak yang belum mengetahui
dan mengerti apa itu motivasi, padahal motivasi itu memiliki peran yang sangat
penting untuk mewujudkan cita-cita, wawasan, aspirasi, impian, keinginan,
keperluan ataupun suatu hal yang ingin dia capai, suatu penggerak atau pengarah
seseorang dalam mewujudkan cita-citanya dan dalam tindakan-tindakannya baik itu
negatif ataupun positif, untuk itu perlu adanya subyek untuk menambah motivasi
seseorang dalam mewujudkan cita-citanya tersebut.
Dan
hal itu seorang pengajar menjadi sosok utama dalam pengembangan para pelajar
tersebut, karena motivasi itu sangat penting untuk menumbuhkan minat, mendorong
kesungguhan untuk mencapai suatu yang benar-benar diinginkan dan diyakini bisa
mencapai, dalam artian dalam hal yang positif apabila kita betul-betul memiliki
suatu ketakutan atau kemalasan itu merupakan penyakit yang harus disembuhkan
dengan bantuan para motivator. Namun, tidak hanya para pengajar yang harus
memberikan motivasi, tetapi juga perlu adanya motivasi dari dalam diri kita
sendiri.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah definisi motivasi dan
hubungan dengan istilah motif, drive dan need?
2. Sebutkan macam-macam motivasi dan
implikasinya dalam belajar?
3. Bagaimana hubungan motivasi dengan
kebutuhan manusia?
4. Bagaimanakah proses motivasi
dalam belajar?
5. Apa faktor-faktor yang
mempermudah timbulnya motivasi belajar; Readiness, Incentive dan Transfer?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Motivasi dan Hubungannya dengan Istilah “Motif”, “Drive” dan “Need”
1.
Definisi Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk bertindak untuk melakukan sesuatu. Atau suatu pernyataan yang
kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/ perbuatan
ke suatu tujuan atau perangsang.[1]
Secara etimologi motivasi berarti dorongan, kehendak, atau kemauan.
Sedangkan secara terminologi, motivasi adalah tenaga-tenaga (forcer) yang
membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku individu. Motivasi tidak dapat
diamati secara langsung, akan tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah
lakunya, baik yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu. Motivasi merupakan kekuatan potensial yang ada
dalam diri seorang manusia yang dapat dikembangkan dan dapat mempengaruhi hasil
kinerjanya secara positif atau negatif.[2]
Mc. Donald mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Perumusan definisi tersebut mengandung tiga unsur yang saling
berkaitan yaitu :
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam
pribadi seseorang.
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (dorongan
afektif).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu energi atau tenaga yang
dapat membangkitkan atau mengarahkan tingkah laku individu yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan, dengan kata lain motivasi merupakan suatu dorongan yang diberikan oleh orang lain untuk
mencapai tujuannya.
2.
Hubungan Motivasi
dengan Istilah “Motif”, “Drive” dan “Need”
Motif
atau “motive” adalah dorongan, hasrat, keinginan dan tenaga penggerak lainya,
yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu yang terarah pada kebutuhan psikis atau rohaniah.
Desakan atau “Drive” diartikan sebagai dorongan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah.
Kebutuhan atau “Need” merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan adanya
kekurangan, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya. Meskipun ada variasi
makna, ketiga hal tersebut sangat bertalian erat dan sukar dipisahkan, karena
semuanya termasuk suatu kondisi yang mendorong individu melakukan suatu
kegiatan, yang mana kondisi tersebut disebut dengan motivasi.
Dengan demikian,
motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari berbagai tenaga pendorong
yang berupa desakan (drive), motif, dan kebutuhan (need). Sehingga untuk
menyederhanakan ketiga tenaga pendorong tersebut akan disebut dengan satu istilah
saja yang lebih bersifat umum
yaitu motif. Motif-motif yang mendorong perilaku individu dapat dikategorikan
atas motif dasar dan motif sosial.
Motif dasar
berkenaan dengan segala macam bentuk dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Motif ini bersifat instink, dimiliki individu sejak lahir atau diperoleh dalam
proses perkembangannya tanpa harus dipelajari. Sedangkan motif sosial merupakan
perkembangan dari motif dasar, berkembang karena belajar dari pengalaman, baik
belajar dari pengalaman yang disadari, maupun yang dilakukan tanpa rencana.
Motif ini berkembang melalui proses interaksi sosial, dan peranannya sangat
besar dalam kehidupan sosial.[4]
B. Macam-Macam Motivasi dan Implikasinya
dalam Belajar
1.
Macam-macam Motivasi
a. Secara
umum, motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Motivasi
Intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu yang lahir
dari dalam diri manusia yang berupa dorongan yang kuat yang keluar dari dirinya
dan memberikan suatu kemampuan untuk melakukan pekerjaan tanpa suatu paksaan. Contoh motivasi
intrinsik dalam proses belajar: Anak didik termotivasi untuk belajar
semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran,
bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat tujuan, nilai yang tinggi,
hadiah dan sebagainya.
2) Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik
menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik
belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di lua hal yang di
pelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan
dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak di
perlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar
anak didik mau belajar. Berbagai macam bisa dilakukan agar anak didik bisa
termotivasi dalam belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai
membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi
ekstrinsik dalam berbagai bentuknya.
b. Dilihat
dari dasar pembentukannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Motif-motif
bawaan, yakni motif-motif yang dibawa sejak lahir, contoh: dorongan untuk
makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja dll.
2) Motif-motif
yang dipelajari, contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan
dan dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat.
c. Menurut
sifatnya motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1) Motivasi
takut (fear motivation), yakni individu melakukan suatu perbutan karena takut.
Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu perbuatan dikarenakan adanya rasa
takut, misalnya takut karena ancaman dari luar, takut Aku mendapatkan hukuman
dan sebagainya.
2) Motivasi
insentif (incentive motivation), yakni individu melakukan suatu perbuatan untuk
mendapatkan sesuatu insentif. Bentuk
insentif bermacam-macam seperti mendapatkan bonus, hadiah, penghargaan dan
lain-lain.
3) Motivasi
sikap (attitude motivation), yakni motivasi ini lebih bersifat intrinsik
(muncul dari dalam diri individu) berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang
lebih bersifat ekstrisik dan datang dari luar diri individu. Sikap merupakan
suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang
terhadap suatu objek.[5]
d. Menurut
Abraham Maslow, motivasi terbagi menjadi lima macam, yaitu:
1) Motif
fisiologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
akanmakan, minum, bernafas, bergerak dll.
2) Motif
pengamanan, yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari
gangguan.
3) Motif
persaudaraan dan kasih sayang, yaitu motif untuk membina hubungan baik denga jenis
kelamin yang sama maupun yang berbeda.
4) Motif
harga diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan penghargaan dan
penghormatan dari orang lain.
5) Motif
aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa dari
kelahirannya dan kodrtnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu
diaktualkan atau dinyatakan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan
kecakapan nyata.
Kelima
macam motif itu tersusun dari yang paling rendah sampai dengan yang paling
tinggi. Menurut maslow pada umumnya motif yang lebih tinggi akan muncul apabila
motif dibawahnya telah terpenuhi. Meskipun demikian tidak mustahil terjadi pengecualian, bahwa motif
yang lebih tinggi muncul meskipun
motif dibawahnya belum terpenuhi.[6]
2.
Implikasi Motivasi
dalam Belajar
Motivasi
bisa dikatakan sebagai salah satu penyebab penting akan munculnya perilaku
seseorang. Motivasi adalah dorongan, hasrat, yang berasal dari diri seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi bisa membangkitkan daya gerak dan
menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
Berkaitan
dengan proses belajar, agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang
efektif yang dapat mewujudkan hasil belajar yang memuaskan ternyata dibutuhkan
suatu dorongan dari dalam jiwa siswa. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Peran motivasi
sangat potensial untuk mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru
berperan untuk menetapkan kebutuhan dan motivasi murid-murid berdasarkan
tingkah laku mereka yang nampak. Masalah bagi guru ialah bagaimana menggunakan
motivasi murid-murid untuk mendorong mereka bekerja mencapai tujuan pendidikan.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan itu, perubahan tingkah laku diharapkan
terjadi. Oleh karena itu, tugas guru ialah memotivasi murid untuk belajar demi
tercapainya tujuan yang diharapkan, serta di dalam proses memperoleh tingkah
laku yang diinginkan.
Guru
sering menggunakan insentif untuk memotivasi murid-murid atau berusaha mencapai
tujuan yang diinginkan. Insentif, apapun wujudnya akan berguna hanya apabila
insentif itu mewakili tujuan yang akan dicapai yang kiranya memenuhi kebutuhan
psikologis murid-murid. Konsekuensinya guru harus kreatif dan imajinasinya di
dalam menggunakan insentif untuk memotivasi agar berusaha mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan.
C. Hubungan Motivasi
dengan Kebutuhan Manusia
Dalam setiap
perbuatan, manusia pasti mempunyai tujuan tertentu dan berdasarkan motif
tertentu pula. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan sebuah
motivasi. Motivasi inilah yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada
manusia untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang dapat memberikan kepuasan
apabila berhasil dicapai. Memang sulit untuk mengetahui motivasi pada diri
seseorang secara langsung. Namun motivasi pada diri seseorang dapat dilihat
dari tingkah lakunya.
Tingkah laku
yang memenuhi kebutuhan, cenderung untuk diulangi apabila kebutuhan itu
ditumbuhkan. Tingkah laku yang mencapai ke arah tercapainya tujuan menjadi
semakin kuat, yakni bilamana seseorang dimotivasi lagi dengan cara yang sama
maka tingkah laku itu terjadi lagi.
Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru sering manghadapi tingkah laku-tingkah laku kelas yang
tidak dapat diterangkan dan sulit diatasi karena tingkah laku tersebut telah
diperkuat untuk memenuh kabutuhan tertentu. Dalam situasi-situasi yang agaknya
memberikan “reward” bagi seorang anak, kecenderungan tingkah laku dapat
dipelajari. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak, misalnya
dengan memberi pujian atau penghargaan-penghargaan lainnya.
D. Proses Motivasi dalam
Belajar
Dalam psikologi
belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah yang dengannya beberapa
perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi, proses
belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat
positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan
sebelumnya.
Mengenai
tahap-tahap belajar terdapat beberapa pendapat:
1.
Menurut Jerume S.
Bruner, dalam proses belajar siswa menempuh tiga tahap:
a. Tahap
Informasi (tahap penerimaan materi)
b. Tahap
Transformasi (tahap pengubahan materi)
c. Tahap
Evaluasi (tahap penilaian materi)
2.
Menurut Arno F. Wittig
dalam bukunya Psychology of Learning setiap proses belajar selalu
berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu:
a.
Acquisition (tahap
perolehan/penerimaan informasi)
b.
Storage (tahap
penyimpanan informasi)
Telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa yang dimaksud dengan motif adalah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam hal belajar,
motivasi itu sangat penting, karena motivasi bisa dikatakan sebagai syarat
mutlak untuk belajar.
E. Faktor-Faktor yang Mempermudah
Timbulnya Motivasi Belajar
1.
Readiness (Kesiapan)
Kesiapan adalah
Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons dengan
cara tertentu terhadap situasi tertentu. Kondisi tersebut mencakup tiga aspek,
yaitu:
a. Fisik,
mental, dan emosional.
b. Kebutuhan-kebutuhan,
motif, dan tujuan.
c. Keterampilan
dan pengetahuan.
Adapun prinsip-prinsip readiness
adalah:
a. semua
aspek perkembangan berinteraksi (saling mempengaruhi).
b. kematangan
jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.
c. pengalaman-pengalaman
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
d. kesiapan
dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk selama masa pembentukan dalam masa
perkembangan.[8]
2.
Incentive
Incentive adalah
penghargaan yang diberikan atas keberhasilan siswa, sehingga siswa terdorong
untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Hal
ini sangat berguna untuk meningkatkan motivasi siswa. Penghargaan ini misalnya
berupa pujian, angka yang baik, memberi hadiah, dan lain-lain.
Incentive dapat
dibedakan menjadi dua macam:
a. Insentif
istrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan
tujuan. Misalnya pengenalan tentang hasil/kemajuan belajar serta mengenai
persaingan sehat.
b.
Insentif ekstrinsik,
yaitu situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas. Misalnya:
ganjaran, hukuman, perlakuan kasar, kekejaman, dan ancaman yang membuat takut.
Dari kedua macam intensif tersebut, yang lebih memajukan belajar individu
adalah insentif intrinsik.
3.
Transfer
Transfer adalah
pengaruh dari hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap
proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian. Apabila hasil belajar yang
terdahulu itu memperlancar proses belajar berikutnya, maka transfer tersebut
disebut transfer positif. Namun jika mengganggu proses belajar berikutnya maka
transfer tersebut disebut transfer negatif.
Untuk
mempermudah transfer dibutuhkan kondisi yang kondusif, yaitu dengan adanya
kemampuan asli pelajar, murid mempelajari materi yang menarik baginya, sikap
yang positif dan usaha suka rela murid, cara mengajar yang menarik, bervariasi,
tepat guna dan sesuai dengan kemampuan murid.
Adapun
prinsip-prinsip transfer adalah:
a. Menanamkan
kesungguhan pada anggota pelajar
b. Membuat
materi belajar menjadi lebih bermakna
c. Memungkinkan
terjadinya konsekuensi yang memuaskan terhadap respon-respon yang benar
d. Menyediakan
latihan/ praktek
e. Menghindari
organisasi yang salah dan gangguan
f. Menekankan
konsep-konsep dan kemampuan umum
g. Memungkinkan
terjadinya aplikasi
h. Memungkinkan
peningkatan belajar dan tindak lanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi adalah suatu energi atau tenaga yang dapat membangkitkan atau
mengarahkan tingkah laku individu yang ditandai dengan timbulnya afektif dan
reaksi untuk mencapai tujuan, dengan kata lain motivasi merupakan suatu dorongan yang diberikan oleh
orang lain untuk mencapai tujuannya.
Motif atau
“motive” adalah tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk
melakukan sesuatu yang terarah pada kebutuhan psikis atau rohaniah. Desakan
atau “Drive” diartikan sebagai dorongan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah.
Kebutuhan atau “Need” merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan adanya
kekurangan, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya. Ketiga hal tersebut
sangat bertalian erat dan sukar dipisahkan, karena semuanya termasuk suatu
kondisi yang mendorong individu melakukan suatu kegiatan, yang mana kondisi
tersebut disebut dengan motivasi.
Secara
umum, motivasi dibagi menjadi dua, yakni motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi berkaitan erat dalam proses pembelajaran, agar tercipta suasana
kegiatan belajar mengajar yang efektif yang dapat mewujudkan hasil belajar yang
memuaskan, diperlukan adanya dorongan/motivasi dari dalam jiwa siswa.
Dalam setiap
perbuatan, manusia tentu mempunyai tujuan yang berdasarkan motif tertentu.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sebuah motivasi. Motivasi inilah yang
mengaktifkan atau memberi dorongan kepada manusia untuk bertingkah laku
mencapai tujuan yang dapat memberikan kepuasan apabila berhasil dicapai.
Diantara faktor-faktor yang mempermudah timbulnya motivasi belajar adalah Readines
(Kesiapan), Incentive (Penghargaan), dan Transfer.
DAFTAR PUSTAKA
A Machrany.
Motivasi dan Disiplin Kerja. Jakarta: SIUP. 1998
Slameto. Belajar dan
Faktor-faktor yang Mepengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta. 1995
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
2003
Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi
Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2005
Ngalim
Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
2011
Oemar Hamalik. Proses Belajar
Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara,
2001
[2] A. Machrany, Motivasi
dan Disiplin Kerja (Jakarta: SIUP, 1998), h. 109.
[3] Oemar Hamalik, Proses
Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 158-159
[4] Nana Syaodih
Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2005), h. 61.
[8] Slameto, Belajar
dan Faktor-faktor yang Mepengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), h. 113-114.
0 komentar:
Posting Komentar